Best Seller

Kadang aku tertarik dan ingin membeli sebuah buku namun seringkali keinginan tersebut aku singkirkan jauh-jauh setelah melihat di sampul depan buku tersebut ada embel-embel stempel 'Best Seller' dan sampul belakang penuh endorsment, seolah-olah takut gak laku, takut tak dibilang bagus dan itu membuatku takut jika aku membelinya lalu muncul komentar 'Kamu beli buku ini karena best sellerkan?' Padahal bisa jadi buku itu memang bagus maka jadi best seller atau mungkin malah sebaliknya. Kalau aku perhatikan buku-buku yang kumiliki karya penulis besar sampul-sampulnya lebih sederhana dari buku-buku lainya. Lihat saja dua bukunya Hermann Hesse, Paulo Coelho, Salman Rushdie ataupun Emha yang ada di 'Rak Buku' sampul-sampulnya sederhana namun isinya sedemikian luas dan dalam cukup untuk menenggelamkan kuli bangunan sepertiku dan buku-buku tersebut tak perlu dipenuhi endorsment, mungkin juga semacam rekomendasi 'belilah buku ini atau kami akan bangkrut' tetap saja buku itu laku karena memang pembaca sudah tahu mana yang berkarakter, mana yang hanya mengikuti trend. Mereka juga tak perlu promosi besar-besaran untuk mendongkrak penjualan.



Talaga Bestari
--Djenar Abunetti--
Sent using a Sony Ericsson mobile phone

0 comments: