Tikus

Binatang yang satu ini sangat menjijikan buatku, juga sangat menjengkelkan karena apa saja dikerat. Tak peduli makanan atau bukan, enak atau tidak. Semua dikerat, dikerikiti kalau dalam bahasa Galuhtimuran. Dari lemari, isi lemari, kasur, sabun, odol, gabah dan barang-barang lain. Mungkin hanya batu dan besi saja yang tak mampu dikerikiti.

Tikus loh ya, bukan orang. Kalau orang bin manusia itu giginya gak sekuat "beliau-beliau" yang suka makan lemari berikut isinya. Seperti halnya manusia yang bersuku-suku, berbangsa-bangsa,  tikus  juga banyak jenisnya tapi watak dasarnya sama dengan manusia kebanyakan, serakah, apa saja dikerikiti entah sekedar dirusak atau langsung dihabiskan. Daya rusaknya sangat luar biasa. (gak tau kalau soal tikus yang jadi peliharaan ya, maklum tidak kenal dan belum kenalan), mungkin ini tikus alim.

Yah, ngawur sekali memaksa menyamakan manusia dengan tikus. Tapi begitulah, saya memang suka memaksa, memaksakan apa saja tergantung hasrat, libido, syahwat dan apapun namanya, yang penting maksa, kalau gak maksa bukan saya namanya. Memaksa itu asik, dan bikin kecanduan. Cobalah sesekali memaksa, dan cobalah paksa diri sendiri dulu, tapi saya menyarankan memaksa yang baik-baik saja, seperti memaksa membersihkan saluran air, jalan, sungai, rumah, gudang, kandang ayam, kandang kambing, karburator, masjid, mushola, gereja. Pokoknya yang yang kotor-kotor deh, dibersihkan agar tikus-tikus tak betah. 

Yang paling sulit membersihkan hati yang jadi sarang tikus dengki, iri, gak tau diri, dan tikus-tikus lain, nafsuan, ngacengan dlsb. Tikus-tikus ini tak pernah hilang sama sekali, dan diciptakan untuk membuat kita tetap waspada, waspada tikus.

Tapi ya itu, tak semua tikus tak berguna nyatanya ada tikus yang bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi penyakit, yang dipelihara. Dan sah-sah saja memelihara tikus, hati kudus. Sebab, ngawur itu abadi.
---------------------------------
Galuhtimur, Jawa Tengah

Djenar Abunetti‎

Sent from my BlackBerry 10 smartphone

0 comments: