Lubang Kloset

Para ahli astronomi sedang ramai dan akan terus ramai membicarakan, mendiskusikan tentang kemungkinan-kemungkinan yang ada di langit sana. Barangkali jurnal-jurnal teori lubang hitam dan lubang cacing menjadi menu wajib sarapan mereka. Menjelajahi angkasa dengan barang-barang super canggih. Iya barang!.

Tapi, biarkanlah mereka dengan dunianya. Apa yang mereka cari hanyalah kesia-siaan. Tak ada apapun di sana, bumilah pusat alam semesta, dan kau tahu? Bumi itu datar! Iya datar. Sedatar ekspresimu, sedatar kue lapis. Lalu di mana ujung dunia? Kemanakah air laut mengalir ketika di tepian ujung dunia itu? Tumpahkah? Ke angkasa? Mars? Entahlah, tapi wajib kita percayai bumi itu sedatar meja, tak peduli air lautnya mau kemana. Titik, karena itu urusan tuhan. Tak percaya tuhan artinya masuk neraka.

Mari kita sibukkan diri dengan yang lebih penting dan lebih hebat dari yang biasa dihadapi Hawking dan kawan-kawannya. NASA dan roketnya hanyalah barang kuno, karena kita punya kitab suci yang lebih kuno, dan terpercaya selama ribuan tahun. Jangankan soal bumi yang datar, bulan terbelah pun kita tahu lebih dulu tanpa perlu kesana.

Mari kita kembangkan pengetahuan kita tentang lubang kloset, lubang di mana pikiran-pikiran kita sering tersedot kedalamnya tanpan alasan yang jelas, seperti halnya pesawat yang hilang di segitiga bermuda. Dan lubang kloset lebih misterius, jangankan pesawat, kreditan rumah, motor, mobil saja bisa hilang seketika kita berada di atasnya. Lupakan moralitas, etika berbangsa,  bernegara dan bermasyarakat. Lubang kloset lebih penting dari itu!. Inilah konspirasi terbesar abad ini, sejak lubang kloset ditemukan dan mulai melahap planet-planet, bintang-bintang, dan juga pikiran-pikiran kita, ide-ide kita tentang masa depan bangsa dan dunia. Dan mulut-mulut kita semakin menganga, menyedot segala yang ada untuk menutup lubang kloset yang akan segera menelan semesta dan membawanya ke ruang gelap, segelap pikiran kita yang hilang kala duduk atau sekedar jongkok di atasnya. Karena ngawur itu abadi.
-----------------------
Galuhtimur, Jawa Tengah.‎

Sent from my BlackBerry 10 smartphone

0 comments: