Hijau

Selamat pagi. Sudah sarapan? Kalau belum ya silakan sarapanlah, kalau gak ada ya bikinlah, belilah. Dan jangan lupa sarapan dengan yang hijau-hijau semisal bubur kacang hijau, sayuran hijau, nasi hijau, piring hijau, sendok hijau, meja hijau #eh. Pokoknya yang hijau-hijau, kalau perlu sampai mukamu jadi hijau. Eits...jangan berubah hijau dulu, karena makhluk besar dan hijau itu mengerikan, meski sebenarnya baik. Tapi kan kurang menarik. Ehem.

Hijau itu menyejukkan mata. Coba hijaukan halaman depan atau belakang rumahmu, sekalian dengan tanaman obat atau sayuran. Selain menyegarkan udara yang kamu hirup, juga menyegarkan meja makanmu dan dapurmu kalau ditanami sayur. Bisa menyegarkan, menyehatkan badan kalau ditanami tumbuhan obat semisal sirih, serai, kencur, dringo, jahe, kunyit dlsb. Siapa tahu bisa juga menghijaukan dompetmu. 

Nah kalau menanam tumbuhan seperti di gambar dijamin dompetmu cepat hijau, membuat mata juga ikut hijau, tapi resikonya juga berat, kamu bisa dimeja hijaukan, berurusan dengan pihak-pihak yang berhijau. #eh. Karena hukum di sini tidak sehijau itu, tak sehijau yang kita pikirkan. Ehem.

*****repotnya nungguin gabah dijemur sambil facebookan****

Dan untuk menyuburkan tanaman di halamanmu, kamu bisa memakai "pupuk hijau" kalau ada. Pupuk hijau itu pupuk yang berbahan daun-daunan atau rumput, yang diolah, diproses secara alami melalui perut kambing, sapi, atau kerbau dengan tidak diawasi para ahli dengan tidak sangat teliti dan hanya dikemas seperlunya, dan tidak mengenal kadaluarsa. Bilang aja pupuk kompos gitu! Ribet! Eh, emang beneran namanya pupuk kompos ya? (serius nanya).

Sekarang masih ada gak sih yang namanya penghijauan? Dulu waktu aku masih kecil (aku lahir jaman orba) sering banget dengar program ini di kampungku, jadi orang-orang dikasih benih pohon sama pemerintah, selain itu ada"penguningan" atau "kuningisasi", semua wajib kuning kalau mau aman kata ibu. Dan hijau kala itu benar-benar seperti tahi kerbau, jadi pupuk agar kuning tetap menghampar dan subur, seperti sawah-sawah yang kini hilang. Karena ngawur itu abadi.
------------------------------------
Galuhtimur, Jawa Tengah

Djenar Abunetti​​‎

Sent from my BlackBerry 10 smartphone

0 comments: