Do'a

Setiap orang mempunyai cara masing-masing dalam berdoa, baik soal waktu dan tempat favoritenya juga berbeda. Ada yang tengah malam menjelang tidur, bangun tidur di sepertiga malam, di atas sajadah, di altar atau di tepi ranjang. Do'a adalah daya dorong yang kuat di tengah kehidupan yang serba tak pasti. Atau pasti? Pasti tak pasti? Menurutmu?.

Do'a seperti kehidupan itu sendiri, do'a adalah harapan. Sampai-sampai kita sering menemui orang-orang yang nitip doa dan itu tak salah, selama yang dititipi doa merasa senang, atau paling tidak tak merepotkan. Dan ini satu peluang untuk mencari penghidupan.

Pernah denger ada semacam "bisnis doa"? Yang geger di twitter, jadi si pendoa pergi ke tanah suci dan yang mau nitip doa wajib transfer beberapa ribu, ratus ribu. Itu urusan pribadi masing-masing pihak, selama sama-sama setuju ya baik-baik saja, halal-halal saja. Menurutku loh ya, secara tak ada yang dirugikan di antara dua orang yang saling sepakat.  Soal titip menitip doa soal biasa. Yang luar biasa ya yang jadi bisnis. Salut, dan ini bukan dukungan, apalagi hujatan. Tapi ya terserah mau dianggap apa. Namanya juga ngawur.

Ok, tutup saja soal itu. Saya ingin berdoa di sini seperti tren saat ini, seperti kebanyakan orang, dengan ikhlas, tulus dan namun tanpa transferan. Semoga semua makhluk berbahagia, dan khususnya buat temanku yang katanya sedang sakit semoga lekas sehat kembali, ceria seperti biasanya, dan berkarya melahirkan tulisan-tulisan bagus, cerpen, dan segera melahirkan novel. Tetep semangat, dan jangan ngawur. Cukup saya saja yang ngawur.
----------------------------
Galuhtimur, Jawa Tengah.

Djenar Abunetti‎

Sent from my BlackBerry 10 smartphone

0 comments: