Belum terlalu malam untuk mengantuk, tapi kantuk datang tak pernah mengenal waktu dan tempat. Dengan terkantuk-kantuk saya berusaha tetap memosting sesuatu, agar ada yang tersangkut di hari ini dalam catatan harian, catatan yang hanya untuk senang-senang saja. Tak untuk jadi bahan perenungan, apalagi bahan perselisihan.
Tapi perselisihan bisa berbahan apa saja termasuk sesuatu yang baik seperti di bulan puasa sekarang ini, puasa sesuatu yang baik dan bulan puasa tentu penuh kebaikan dan keberkahan, tapi perselisihan juga tetap ada, dan seolah semakin banyak. Ada soal warung yang buka di siang hari, soal buka bersama dan soal remah-remah lain.
Dan ngantuk sesuatu yang alami, sebuah respon tubuh atas kondisi di dalam maupun di luar dirinya. Peristiwa biasa yang kita alami setiap hari, sepanjang minggu, bulan dan tahun. Dan akan begitu-begitu saja rupa orang yang mengantuk. Apa yang diinginkan orang ngantuk? Tidur atau terjaga?.
Kantuk seperti "pintu" antara tidur dan terjaga, kadang-kadang kita ingin tidur, tapi "pintu" tertutup atau belum ngantuk, kadang sebaliknya, ingin tetap terjaga tapi "pintu" menuju tidur terbuka lebar, kadang-kadang malah tahu-tahu tertidur tanpa niat sama sekali.
Saya semakin ngantuk, dan barangkali inilah perselisihan terenak yang pernah ada, perselisihan tidur dan terjaga. Dorong-mendorong di pintu kantuk, tak pernah tahu mana yang lebih baik dan mana yang lebih benar, karena kantuk tak pernah mengenal waktu dan tempat apalagi hukum
Ngantuk bersama dan terjaga bersama bisa menjadi baik atau bahaya, tergantung siapa temanmu.
----------------------------
Batuampar, Batam.
*foto lama, di J.Co Gajah Mada Plaza
Djenar Abunetti
Sent from my BlackBerry 10 smartphone


0 comments:
Posting Komentar