Buku-buku tua bersampul merah, berjejer tak rapi lagi di lemari berkaca buram dan kayu yang kecokelatan.
Warna peliturnya mengabur berbalur wangi kapur barus, kutu-kutu menerobos dari sudut-sudutnya yang keropos digangsir waktu. Lemari hendak rubuh.
Tirai-tirai melusuh, lelah menatap dan menahan matahari setiap kali jendela terbuka pada pagi hingga menjelang tengah hari, agar lemari tetap berdiri.
Lelahnya setengah mati, tak terangkat meski sering terjamah tangan-tangan mungil, juga keriput. Kusut.
Menjelang sore, hujan turun membawa secarik kabar buruk, burung-burung kedasih bercicit dibubungan, wangi bebungaan dan amis darah jatuh di tanah basah. Angka-angka kepergian tertulis lagi, pada catatan panjang di lemari berbuku tua. Kapur barus tak mampu lagi, menahan busuk tubuh anak negeri.
Tirai-tirai meluruh, lemari rubuh, kutu-kutu bergemuruh. Rusuh.
-- Djenar Abunetti--
Galuhtimur, Jawa Tengah
Sent from my BlackBerry 10 smartphone

0 comments:
Posting Komentar