Einstein dan teori relativitas, buku setipis sembilanpuluh sembilan halaman ini cocok untuk kipas-kipas saja buat gue, "lho ngledek bro? Terlalu mudah teorinya bro?", bukan dong, bukan gitu maksudnya. Cocok untuk kipas-kipas kepala gue yang ngebul waktu membacanya, artinya gue gak begitu ngeh dengan apa yang dipaparkan dalam buku ini, maklum otak gue minus.
Tapi biarpun bikin mumet dan bekas pula, buku ini gue cari-cari sampai gagal move on, butuh perjuangan keras untuk memilikinya. Pertama gue lihat di lapak buku bekas Blok M Square, tapi cuma gue pegang-pegang, raba-raba, elus-elus, buka-buka, dan cium-cium tetapi gak gue lamar, malah gue tinggal pergi. Gue jahat banget ya, udh ngelakuin banyak tapi gak tanggung jawab, pria memang begitu!. Makanya gue gak suka pria.
Beberapa hari kemudian gue ngerasa nyesel gak melamarnya, dan membawanya ke rumah untuk dikenalkan pada ortuku (ini apa sih), tapi kita tahu penyesalan pasti datangnya belakangan (hobi kok masbuq), maka gue masih berdoa dipertemukan kembali pada tempat yang sama dan waktu yang berbeda, dan begitu ada waktu luang gue samperin lapak tersebut, dan ternyata doi sudah dilamar orang. Kecewa dan patah hati akibat sikap sendiri. Pria memang begitu, suka pura-pura gak suka!.
Gue masih berharap dan berdoa dengan doa yang sama, meski mulai move on, melupakan kekecewaan pada yang tak teraih. Tapi nasib berkata lain, suatu kali gue tak berniat mencarinya karena sudah yakin dia bukan jodohku justru ketemu lagi di lapak Asemka! Langsung saja doi gue gandeng dan kulamar dengan mahar lima ribu perak. Ah, pria kere selalu begitu! Malas keluar duit!
--------------------------------------------------------------------------
--Djenar Abunetti--
Galuh Timur, Jawa Tengah.
Sent from my BlackBerry 10 smartphone


0 comments:
Posting Komentar