Berangus

Apa iya sih akan ada pemberangusan buku? 
Buku seperti apa yang akan diberangus? 
Untuk apa diberangus? 
Siapa yang diuntungkan? 
Siapa yang dirugikan? 
Siapa yang akan memberangus? 
Apa tujuan pemberangusan? 
Berapa biaya operasional pemberangusan?.

Ada begitu banyak pertanyaan, dan ada begitu banyak kemungkinan jawaban yang akan muncul. Dan saya tak tahu kemungkinan jawaban yang paling tepat, sebab jawaban tepat tentulah untuk pertanyaan yang tepat, penanya yang tepat, penjawab yang tepat, tempat dan waktu yang tepat, dan ongkos yang tepat. Dan pasti, saya bukan orang yang tepat dalam segala sisi dan posisi.

Dan marilah kita berandai-andai jika masing-masing pertanyaan memungkinkan sepuluh ribu jawaban akan ada berapa jawaban yang bisa dihadirkan untuk duaratusjuta kepala? Dan itu jika satu kepala menyuguhkan satu pertanyaaan, bagaiamana kalau seratus, seribu, sejuta pertanyaan perkepala? Dan ini adalah pekerjaan, pengandaian yang akan dianggap kurang kerjaan, bahkan gila.  Oleh karenanya, mari segera lupakan.

Apa iya akan ada pemberangusan buku? Ah, sepertinya itu hanya isapan jempol, karena itu tidak akan berpengaruh atau mengubah apapun, selain menjadikan pemerintah tampak buruk dan tidak dewasa. Dan kita sama-sama tahu, minat baca kita rendah, itu akan membuat semakin rendah. Dan buku-buku "berbahaya" yang jadi "ancaman" pastilah hanya dimiliki orang-orang yang minat bacanya menyamai maqam para wali.

Buku seperti apa yang akan diberangus?. Buku bagus tak akan hilang diberangus, dan buku jelek akan hilang sendiri. Meski buku bagus dan jelek itu katanya relatif tapi kita bisa tahu ada buku yang terus dicetak ulang sejak ulang ratusan tahun yang lalu, dan buku yang tak nongol lagi sejak sebulan lalu. Jadi masalahnya buku apa yang tak layak terbit!.

Untuk apa diberangus?. Bukankah lebih bagus diperbanyak kalau memang buku tersebut bagus, buku tak bisa disalahkan, tak bisa ditangkap dan dipenjarakan. Seandainya kita bisa memenjarakan pengarangnya pun itu tidak lantas pemikirannya ikut terpenjara dan berhenti. Sia-sialah, pekerjaan ini.

Siapa yang diuntungkan? Tidak ada yang dapat keuntungan dalan hal ini, kecuali orang di luar sana, semakin untung kalau kita jadi bodoh, lucu, unyu dan menggemaskan. Karena akan semakin mudah dibuat hiburan.

Siapa yang dirugikan? Kita semua, termasuk si pemberangus.

Pemberangusan buku, pemberangusan kemanusiaan.  Dan Pemberangus buku  pasti bukan pemberani.
-------------------------------
Galuhtimur, Jawa Tengah.



--Djenar Abunetti--

Sent from my BlackBerry 10 smartphone.

0 comments: