Kosong adalah isi, isi adalah kosong. Ah terlalu biasa, coba kita keluar sejenak dari kebiasaan, "out of the box", katanya hidup memang out of the book, out of the facebook, out of the blog, dst. Hidup tidak di dalam buku tidak juga di luar buku, tidak di dalam facebook juga tidak di luarnya. Hidup itu ada di dalam TAHU, isi adalah tahu, tahu adalah isi maka dari itu di Indonesia sangat populer makanan filosofis bernama tahu isi.
Siapa penemu, atau pencipta tahu isi? Ia pastilah filsuf hebat, sebab sanggup mempertemukan banyak kutub pemikiran yang berbeda, tentu dalam satu meja, satu waktu. Ia mungkin seorang yang idealis, realis, pragmatis dan menyadari hidup sesuatu yang romantis juga tragis berada dalam putaran waktu yang sama. Maka tahu isi bisa berisi apa saja, bisa tahu itu sendiri, sayur, daging atau malah batu akik.
Ide tahu isi bukan ide yang remeh, ia ide yang besar, tahu isi bisa diterima berbagai kelas sosial dengan ideologi, kepercayaan dan agama yang berbeda sebab ia memenuhi standar salah satu kebutuhan mendasar manusia Indonesia yaitu mengisi perutnya.
Tahu isi menggelinding melintasi berbagai orde bukan tanpa isi, ia membawa sejarah bangsa ini apa adanya tanpa kepentingan dan akan terus membawanya sampai kita tak sanggup lagi menggigitnya.
Belajar tahu isi adalah belajar sejarah.
----------------------------------------------
Kebayoran Lama, Jakarta.
--Djenar Abunetti--
djenar.andromeda@gmail.com
Sent from my BlackBerry 10

0 comments:
Posting Komentar