Ziarah

Kemarin malam nonton The Mummy, Tomb of the Dragon Emperor yang ada Jet Li-nya di tv lokal (gayanya kayak punya tv kabel aja) tapi gak selesai sih. Kayak yang udah-udah di film mumi sebelumnya (trilogi kan ya?), si penjahat pengen ngidupin lagi orang yang udah mati demi ambisinya untuk meraih kekuasaan dan tetap saja ada jalan bagi kebenaran untuk mengalahkan kebatilan meski sesulit memasuki lubang jarum (kenapa harus lobang jarum sih Djen, yg lain kek, yg enak gitu, ketusuk jarum kan sakit).

Pastinya si mati tadinya orang besar, kan gak mungkin banget tuh penjahat mau ngidupin muminya tukang becak, tukang sayur, atau tukang sol sepatu (kalau ada), karena stidaknya orang besar bisa diambil "spiritnya" atau semangatnya (apa sih nih bahasa yg pas), meski secara fisik udah gak ada, tuh orang besar emng "gak ada matinya" tengoklah itu Eyang Harto, Bung Karno, atau Gusdur, sudah berapa orang yang "nengok" atau berkunjung ke rumahnya (bentar pipis dulu) karena memang "belum benar-benar mati", sebab mati yang sesungguhnya adalah ketika orang-orang di sekitar kita melupakan kita.

(lanjut, nih ponakan ganggu aja dari tadi). Lha tadi baca di timeline (sok english) ada berita orang nengokin kuburan (ziarah deh biar gampang) terus minta restu di kuburan, lho jangan kaget ini biasa di negri ini kalau kita punya hajat biasanya memang begitu, paling gak nengok kuburan orang tua, nenek, mbh buyut atau siapapun di keluarga kita yg kita hormati. (bentar balas SMS dulu dari istri orang, bininya temen gue nanyain kerjaan suaminya)

Beda di film beda di alam nyata, "Emperor-emperor yang dihidupkan" beserta pasukannya atau yang diziarahi tentulah bisa meningkatkan rasa percaya diri caleg-caleg atau capres-capres yang kurang pede (setidaknya rasa ge'er) meski sekedar mamajang fotonya di baliho, dan yang tak sempat majang foto atau menengok orang-orang besar tersebut cukup mencantumkan "aku cucunya kiai Jarkoni, si anu si itu turunan kesekian". Ah manusia memang selalu berusaha mengatasi dirinya senidri. Memang tak sama, dan pastinya ini hanyalah catatan maksa. Seperti di film, orang-orang yang berambisi meraih kekuasaan dengan cara seperti ini biasanya gagal.

Kita memang tidak bisa lari dari masa lalu, tapi tak harus seperti masa lalu. Atau jangan-jangan kita ingin kembali kesana? Ah kau. (huh nulis segini aja bikin haus).
-----------------------------------------
Galuh Timur, Jawa Tengah.
--Djenar Abunetti--
djenarabunetti@yahoo.com
Sent from Nokia Windows Phone.

0 comments: