Manis

'Berbukalah dengan yang manis' salah satu bunyi hadis paling populer saat ini dan sering dikutip oleh iklan minuman dalam kemasan dan iklan gula pasir. Manis memang lebih mudah disukai, lihat di sana beberapa gadis mati-matian berpose agar tampak manis dan entah mengapa tiba-tiba (aku benci kata 'tiba-tiba' ) aku ingin berhenti menjadi makhluk sinis, sarkas ataupun brengsek dan berubah menjadi makhluk yang manis, manis dalam berfikir, bertutur, bersikap maupun manis dalam bertindak agar aku disukai banyak orang, banyak kalangan dan banyak (perempuan :-D :-o B-) :-P ;-) ) tentunya tak harus jadi pemanis ruangan atau pemanis 'gula-gula'-nya tante girang, aku ingin menjadi makhluk manis yang memang seharusnya manis tanpa pemanis buatan seperti gula merah buatan tetanggaku atau gula aren yang kalah populer dari gula pabrikan. Menjadi makhluk manis tentu tak mudah, sebelum menjadi sebaskom gula ada beberapa tahap yang harus dilewati, tebu harus mengalami sakitnya dibabat parang pak tani, diperas demikian juga sebelum menjadi sekarung gula merah sang mayang (bunga kelapa) juga mengalami nasib yang sama disadap, direbus cukup lama lalu dicetak sakit bukan?. Yah untuk menjadi banyak disukai ternyata tak semudah yang kau lakukan menyembunyikan kembang gula di bawah lidah dan tetap bisa berkata 'aku masih puasa.' dengan senyum manis tanpa dosa. Hm..aku ingin menjadi sesuatu yang manis, sesuatu yang mampu mengembalikan metabolisme dalam kehidupanmu dan menjadikanmu kembali bersemangat, hmmmm...terdengar manis ditelingamu bukan?
-----------------------------------------
Galuh Timur


--Djenar Abunetti--
djenar.abunetti@gmail.com
Sent using a Sony Ericsson mobile phone