Pagi yang cerah yuk mari menyabit rumput, dengan kuping di jejali cabikan bassnya Mike, serta gebukan drumnya Tre Cool benar benar 'green day' dengan American idiotnya, owh..tapi gue merasa sangat Indonesian idiot.
Sekarung rumput telah gue dapetin saatnya pulang,lembut vokalnya Michael Buble nyanyiin lagu Home membuat langkah gue pengen cepet sampai rumah.
Lima belas menit udah lewat acara ngasih makan kambingnya udah selesai, saatnya mandi tapi di pojok ruangan jingkrak-jingkraknya Jacko dan black or whitenya ngingetin kulitku yang belang sehabis ngrumput setengah telanjang.
Baru saja telentang di ranjang, terdengar berita sesuatu yang pasti datang menjemput,berita kematian. meski seringkali mendengarnya, melihat tetap saja kita lebih sering melupakanya.mengapa? Karena kita tidak pernah mau 'mati' dan menyadari bahwa kita berada dalam dunia kematian.dan istirahatku sepulang dari menyabit rumput di siang yang mendung ini semakin terasa dingin di temani raungan bendera kuningnya betrayer...aku merasa sangat penghianat.
Di rumah, Galuh timur.
--Djenar Abunetti--
Sent using a Sony Ericsson mobile phone