Serambi Surga

Surga, sebuah tempat ajaib yang memiliki daya tarik luar biasa. Tempat di mana mimpi-mimpi semua orang diarahkan dan dilabuhkan. Siapa yang tak menginginkan surga bisa dianggap gila karena tak sesuai arus besar, arus pikiran orang-orang kebanyakan. Surga adalah tujuan, muara dari segala tingkah laku manusia. Terlepas dari surga semu, atau surga yang sebenarnya. Adakah semua itu? Atau hanya angan-angan?. Barangkalai juga hanya endapan-endapan dorongan seksual?

Sebagian orang berlomba-lomba menebar apa yang dianggapnya kebaikan dan berharap masuk surga. Segala sesuatu bisa dianggap baik bisa juga tidak,  menyantuni anak yatim, fakir miskin dan bahkan meledakan bom bunuh diri di tengah kerumunan orang banyak pun bisa dianggap baik, bahkan dianggap jalan tercepat tanpa hambatan dan terbaik menuju surga. Hasrat masuk surga sebuah hasrat yang suci, atau paling tidak dianggap suci. Bukankah benar dan salah hanya ada dalam pikiran?.

Sebagian lagi membangun surganya sendiri, masing-masing sesuai tumpukan hasrat dalam dirinya. Membuat keajaiban di muka bumi, membangun gedung-gedung mewah, kolam-kolam yang indah dengan bidadari dari berbagai negara, kasino, klab, pantai dan pulau nudis. Surga-surga yang hanya mampu dijangkau orang-orang dengan "maqam" yang tinggi. Surga yang membuat penghuni neraka "hirarki ekonomi" semakin menderita, menderita oleh tekanan hasratnya yang tak tercapai. Hasrat yang terpendam di alam bawah sadarnya, hasrat berkuasa, hasrat-hasrat yang melahirkan apa yang disebut kelas.

Lalu jenis-jenis surga diciptakan, dibuat konsep sesuai kebutuhan pendambanya sampai tujuh tingkatan mungkin lebih mungkin juga kurang, sebuah upaya mencapai keadilan sosial bagi umat manusia, dengan slogan semua boleh masuk surga sesuai kadar kemampuan masing-masing. Karena ngawur itu abadi.
--------------------------------------
Galuhtimur, Jawa Tengah.

Djenar Abunetti‎

Sent from my BlackBerry 10 smartphone

0 comments: