Saat itu aku dan Noyaw sedang berjalan keluar dari toko buku, Noyaw menggigil akibat mesin pendingin yang berhembus kencang, sementara hari sudah malam jam di handponeku menampilkan angka 20:25, Noyaw menahan dingin dengan memasukan kedua telapak tanganya ke dalam jaket murahan yang dibelinya di pasar malam tempo hari, mendadak Noyaw berteriak dengan kencang menembus topi kupluk penahan dingin yang menutupi telingaku "Bakar saja komputer-komputer itu, tivi-tivi itu, handphone, radio, sepeda motor, mobil, dan segala yang berbau mesin, kita ini manusia!!! Jangan mau diperbudak mesin-mesin sialan itu!, teriakanya makin menjsdi ketika di game zone yang entah kebetulan atau memang direncanakan terletak di depan toko buku. "bekukan manusia-manusia itu,..! Mesin pendingin tiba-tiba marah dan memberi perintah pasukanya, seantero gedung pertokoan nyaris beku dan mesin game virtual menembakan senapan tak tentu arah.
Aku dan Noyaw berlari, jantungku berdetak kencang, panik, "ini sesuatu yang buruk" pikirku, sesekali aku menoleh ke belakang untuk memastikan tak ada apapun di belakang yang menurutku berbahaya, langkahku semakin cepat, kulihat nafas Noyaw memburu, mungkin akibat terlalu banyak merokok, sebelum kakiku benar-benar membawaku keluar dari tempat perbelanjaan sayup-sayup aku masih mendengar teriakan dari tempat di mana awal suara teriakan Noyaw yang membuat semua mesin marah besar "Bunuh saja semua manusia-manusia itu, tak peduli orang tua, perempuan dan anak-anak, habisi saja tanpa sisa, kita ini mesin! Bakar saja manusia-manusia sialan itu!, teriak mesin game, bakaaaar....! diikuti semua mesin yang berjubal-jubal sama banyaknya dengan manusia, mesin cuci yang paling lembut suaranya, kulkas yang anggun, televisi yang ramping hingga mesin ATM yang gagah, tak banyak bicara namun kali ini rahangnya tampak mengeras.
Perang terjadi tak terelakan, entahlah mungkin sudah digariskan tuhan atau memang hanya satu kebetulan dari serentetan kebetulan lainya sebab tuhan tak ikut berperan di tempat perbelanjaan, menurut pakar evolusi. Aku meninggalkan tempat itu dengan membonceng mesin, mesin yang ditaklukan oleh isi mesin ATM.
----------------------------------
Galuh Timur
--Djenar Abunetti--
djenar.abunetti@gmail.com
Sent from my Nokia
