Hai malam apa kabarmu, lama aku tak menyapamu meski kita bertemu setiap dua belas jam namun sepertinya kita tak seakrab dan selengket dirimu dengan bintang, bulan dan hembusan angin yang menggoyangkan ranting, pucuk-pucuk pinus ilalang dan celana dalam di jemuran yang lupa diangkat pemiliknya. Hai malam terkadang aku cemburu pada milikmu, penyair yang memeluk bulan dan bintangmu dan anginmu yang menggoyangkan celana dalam gadis-gadis ataupun celana dalam tante-tante di jemuran. Hai malam manakala aku menatap bola matamu yang hitam kelam dan tatapanmu yang mengawan aku ingin tenggelam biar remuk redam di sekujurku tak biru lebam.
-----------------------------
Majalengka
--Djenar Abunetti--
djenar.abunetti@gmail.com
Sent using a Sony Ericsson mobile phone