Aku belum mandi waktu sepaket peluk cium itu sampai dengan deringnya yg mengagetkan juga membuyarkan mimpiku tentang nikmatnya melanggar peraturan dan norma-norma.
aku juga belum mandi waktu tukang bubur ayam memanggil dan genit menggoda dengan denting mangkoknya meski kadang sehelai rambut menjadi pemanis sajianya membubarkan selera sarapanku.
aku masih belum mandi waktu rok span,tanktop juga high heel melintas di jalan becek membuatku kembali ingin berbecek-becek seperti tukang becak di pasar-pasar.
aku masih belum mau mandi waktu kau bilang aku tak suka pria pembohong,pria jorok tak punya sisi romantis juga berkantong tipis
aku masih belum mandi juga ketika pemilik warung kopi langgananku mengomel pada penunggak juga penarik pajak yang tak pernah mengerti sulitnya hidup di negeri pembajak.
aku belum mandi ketika kamu...
aku belum mandi ketika dia...
aku belum mandi ketika kita...
aku belum mandi ketika mereka bilang kita bangsa yang merdeka pada upacara pagi ini.
--Jakarta